sumber: google.com
Tersebutlah di suatu hari, seorang hamba yang shaleh bernama: Sulaiman bin Yasar -rahimahullah-, beliau keluar dari Madinah untuk melakukan safar bersama temannya, dan setibanya mereka di kota Abwaa, temannya berdiri berjalan menuju sebuah pasar untuk membeli (bekal) makanan bagi mereka, dan Sulaiman pun duduk di tenda (menanti temannya).
Dan Sulaiman bin Yasar adalah seorang pria yang tampan dan gagah, termasuk pria yang berwajah sangat tampan, dan paling menjaga diri dari keharaman Allah!!
[Dalam penantiannya] ternyata ada seorang wanita dusun dari penduduk gunung memandangnya dari tenda (miliknya), dan ketika wanita itu melihat ketampanan Sulaiman dan kegagahannya maka turunlah dia dari atas bukit menemui Sulaiman, dengan memakai cadar dan sarung tangannya, kemudian dia datang dan berdiri di hadapan Sulaiman.
Kemudian dia membuka wajahnya yang laksana rembulan di malam purnama seraya berkata: “apakah engkau mau memberiku (sesuatu)?”.
Maka Sulaiman pun menundukkan pandangannya dari wanita tersebut! Dan Sulaiman mengira bahwa dia adalah wanita miskin yang membutuhkan makanan, maka Sulaiman pun berdiri untuk memberikannya sebagian makanan (sisa perjalanan yang ada padanya).
Dan ketika sang wanita melihat itu, dia pun berkata: “aku tidak menginginkan makanan ini, tetapi yang aku inginkan ialah apa yang dilakukan oleh seorang pria terhadap istrinya!!
Maka berubahlah wajah Sulaiman dan menjadi legam dan dia pun teriak sembari mengatakan: “sungguh Iblis yang telah mengirim dirimu kepadaku!!”
Kemudian Sulaiman menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan dia benamkan kepalanya diantara kedua lututnya, dan mulailah dia menangis dan berteriak!!
Maka tatkala wanita cantik jelita tersebut melihat bahwa Sulaiman tidak ingin melihat kepada dirinya, dia pun menutupkan cadar ke wajahnya, dan berpaling kembali menuju tendanya.
[Dan setelah beberapa saat] datanglah temannya yang telah membeli (bekal) makanan bagi mereka, dan tatkala melihat Sulaiman kedua matanya lembab karena tangisannya yang kuat dan terengah-engah suaranya, dia pun bertanya:
“Apa yang menyebabkanmu menangis?!!
Sulaiman menjawab: “baik-baik saja!! Aku teringat anak perempuan dan anak lelakiku!!
Dan temannya berkata: “tidak!! Pasti engkau mengalami sebuah kejadian!! Karena engkau meninggalkan anak-anakmu baru tiga hari atau lebih.
Dan temannya terus bertanya mendesaknya hingga Sulaiman pun memberitahukannya akan kisah seorang wanita bersamanya!! Maka temannya justru menangis sejadi-jadinya dan Sulaiman pun bertanya (keheranan) kepadanya:
“Dan engkau sendiri, apa yang menyebabkan engkau menangis!!”
Maka temannya menjawab: “aku lebih berhak menangis daripada engkau!!”
Sulaiman pun berkata: “kenapa?!!!”
Dia menjawab: ❝ karena sejatinya aku lebih khawatir jika seandainya aku yang berada pada posisimu maka belum tentu aku bisa bersabar dari wanita tersebut!! ❞
Akirnya keduanya pun menangis!!
Akirnya keduanya pun menangis!!
Dan tatkala Sulaiman tiba ke kota Mekkah dan melakukan thawaf dan sa’i, beliau pun mendatangi Hijr dan berselimut dengan kainnya, kemudian beliau pun mengantuk dan tertidur sejenak.
Maka beliau melihat di dalam mimpinya, seorang pria yang tampan dan gagah lagi tinggi, memiliki bentuk fisik yang indah dan beraroma wangi,
maka Sulaiman bertanya kepadanya: “siapa engkau -semoga Allah merahmatimu-?!!
Orang itu menjawab: “saya adalah Yusuf bin Ya’qub.”
Sulaiman berkata: “Oh, engkau Yusuf Nabi yang jujur?, sungguh kisah engkau bersama wanita pembesar kerajaan sangat mengagumkan.”
Maka Yusuf ‘alaihis salam berkata kepadanya: “bahkan kisahmu dengan wanita Abwaa tersebut lebih mengagumkan!!!
maka Sulaiman bertanya kepadanya: “siapa engkau -semoga Allah merahmatimu-?!!
Orang itu menjawab: “saya adalah Yusuf bin Ya’qub.”
Sulaiman berkata: “Oh, engkau Yusuf Nabi yang jujur?, sungguh kisah engkau bersama wanita pembesar kerajaan sangat mengagumkan.”
Maka Yusuf ‘alaihis salam berkata kepadanya: “bahkan kisahmu dengan wanita Abwaa tersebut lebih mengagumkan!!!
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•
? Hilyah Al-Awliyaa’ karya Abu Nu’aim
>> Sumber
0 komentar
Posting Komentar